Cerita Pergerakan Musik Elektronik Indonesia!

SHVR
SHVR
Cerita Pergerakan Musik Elektronik Indonesia!

Sekarang ini, perkembangan musik elektronik di Indonesia udah semakin marak dan hampir gak terbendung! Pernah gak sih lo penasaran gimana awal mulanya musik ini masuk dan berkembang di negara kita ini, Shiverian? Sekarang, saatnya kita bahas sejarahnya nih. Yuk!

1. Latigrak (1963) dari Slamet Abdul Sjukur

Kita mulai dari jauh banget nih, Shiverian. Yup, ternyata, perkembangan musik elektronik di Indonesia udah dimulai dari tahun 60-an. Adalah nama Slamet Abdul Sjukur, komponis asal Indonesia yang merilis Latigrak, komposisi musik balet yang dipadukan dengan gamelan yang diadakan di Paris, kota tempat beliau melakukan segala prosesnya bareng GRM (Groupe de Recherche Musicale) yang didirikan oleh musisi eksperimental bernama Pierre Schaffer. Nah, praktik kolaboratif inilah yang jadi cikal bakal musik berbasis nada-nada elektronik di Indonesia.

2. Lekat dengan Notasi Musik Tradisional

Menariknya, perkembangan musik elektronik di Indonesia awalnya dibarengi dengan rilisan-rilisan atau karya yang masih sangat lekat elemen musik tradisional Indonesia, meskipun udah bercampur dengan elemen musik elektronik. Contohnya adalah album-album musik elektronik yang dirilis di era 70-an hingga awal 80-an, seperti Batas Echo (1978) dari Harry Roesli, Saluang Pekan Komponis I (1979) dari Otto Sidharta, sama Dilarang Bertepuk Tangan di Dalam Toilet (1980) dari Sapto Raharjo.

3. Pergerakan Musik EDM dari Generasi Baru

 

Merambah ke tahun 90-an, perkembangan musik EDM di Indonesia semakin menggila, Shiverian. Semua dimulai kembali ketika munculnya banyak seniman muda yang mengeksplor musik elektronik. Contohnya adalah Performance Fucktory yang didirikan di Yogyakarta tahun 1997 oleh Marzuki Mohamad (killthedj), Kus Widananto, Ari Wulu, Ugoran Prasad, dan Yosef Herman Susilo. Dari pergerakan Performance Fucktory inilah muncul festival musik EDM pertama di Indonesia, yaitu Parkinsound yang pertama kali diadakan pada tahun 1999.

4. Keluarmalam (2004) dari DJ Riri Mestica

 

Popularitas musik EDM di Indonesia makin mencapai titik tingginya di era 2000-an, ditandai dengan rilisnya album DJ pertama di Indonesia oleh DJ Riri di tahun 2004. Di masa-masa ini, peran DJ sebagai ikon dari sebuah rave ataupun party makin jelas terlihat, ditambah dengan makin menjamurnya klub-klub malam seperti Jenja, Double Six, Sky Garden, Dragon Fly, Immigrant, Colosseum, hingga Hugo's. Singkat kata, di era milenium ini, musik EDM Indonesia makin terdefinisi, Shiverian!

5. Era Modern Musik EDM di Indonesia

Di tahun 2010 ke atas, musik EDM udah berhasil masuk sebagai genre yang sangat digandrungi, gak hanya di tingkat underground, tapi juga di level yang sangat populer di lapisan masyarakat Indonesia. Sebut aja nama-nama seperti Dipha Barus, Andre Dunant, maupun DJ Yasmin, itu semua adalah nama-nama yang udah ngebuktiin kualitas seorang DJ di Indonesia dengan karya-karya mereka yang udah selevel DJ kelas dunia.

Shiverian, di era modern ini juga udah gak asing ketika kita denger banyak banget festival musik EDM Indonesia jempolan yang mengusung artis-artis lokal yang keren banget maupun headliner asing yang gokil. Nah, salah satu festival musik EDM itu adalah #SGF19 yang baru aja digelar September lalu, liat keseruannya di sini sekarang juga!

Share article