Sejarah Istilah Rave Buat Lo yang Belum Tahu

SHVR
SHVR
Sejarah Istilah Rave Buat Lo yang Belum Tahu

Hai Shiverian! Selama lo jadi penggemar musik EDM, sudah berapa kali nih lo dengar istilah ‘rave’? Atau mungkin lo mengaku sebagai seorang ‘raver’? Nah, buat lo yang udah ngaku-ngaku tapi belum tahu betul sejarah dibalik istilah ‘rave’, ada baiknya lo cari tau disini dan baca sampai habis ya!

Ternyata, rave sendiri adalah sebuah singkatan dari Radical Audio Visual Experience atau Bahasa Indonesia-nya; pengalaman audio visual radikal. Nah, istilah ‘rave’ ini sering dipakai juga untuk menggambarkan pesta dansa yang bisa makan waktu sampai semalam suntuk waktu di tahun 1980-an dan 1990-an. Selain durasi pesta yang lama, ‘rave’ sendiri juga dikaitkan dengan pesta yang diiringi musik berirama cepat dan pertunjukan lampu. Musik berirama cepat yang sering dimainkan dalam pesta atau acara ‘rave’ adalah musik yang ber-genre house, trance, techno dan jungle. Musik-musik dalam pesta rave juga dimainkan dengan irama yang monoton dan berulang-ulang, yang dimana hal itu malah jadi salah satu ciri khas bersama dengan permainan lampu dan gambar serta kabut-buatan.

Tapi sebelum kita kesana, pada penggunaan-nya sendiri, istilah ‘rave’ itu sudah beken dari tahun 1960-an. Variasi dari istilah rave yang terkenal adalah rave-up, karena dipopulerkan oleh band The Yardbirds lewat album mereka yang berjudul Having A Rave-Up. Pada masa tersebut, orang-orang yang senang sekali pesta atau kumpul-kumpul sering juga disebut atau menyebut diri mereka dengan kata raver. Bahkan pemusik pop seperti Keith Moon dari The Who dan Steve Marriott dari The Small Faces, dan Clare Willans bahkan menyebut diri mereka sebagai raver.

Dalam kebudayaan pop, istilah rave, rave-up, dan raver antara lain dipakai untuk judul album, lagu, dan judul majalah sampai akhirnya identik diasosiasikan dengan musik elektronik pada tahun 1967 untuk pertunjukan musik elektronik "Million Volt Light and Sound Rave" yang diadakan di Roundhouse, London. Pertunjukan tersebut menampilkan karya Paul McCartney dan John Lennon berupa kolase cuplikan-cuplikan musik yang khusus dibuat dalam sesi rekaman legendaris Carnival Of Light.

Dari akhir tahun 1960-an, istilah rave sebenarnya sempat hilang atau mungkin gak ngetren lagi dan dianggap bahasa gaul yang udah basi sampai akhirnya kata ‘rave’ yang identik dengan pesta dan musik elektronik hadir lagi di tahun 1980-an hingga sekarang. Kata ‘rave’ juga sempat dianggap sebagai lambang hedonisme lho, karena selalu dikait-kaitkan dengan pesta dan dunia gemerlap, padahal aktivitas dari raver sendiri gak melulu tentang kedua hal itu.

Nah sekarang Shiverian sudah tau kan asal muasal kata raver beserta dengan sejarah perjalanannya? Sebagai seorang raver, jangan lupa untuk selalu be yourself tapi tetap party responsibly ! Salam ravers!

Share article